Rabu, 16 Juli 2008

Menyusuri Sungai Musi

Sungai Musi tidak bisa dipisahkan dari Kota Palembang. Ia telah menjadi ikon wisata bagi kota yang dijuluki Venesia dari Timur itu. Saat menyusuri Sungai Musi, kita akan menemukan beberapa objek wisata yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Paling tidak, kita akan menyaksikan keindahan Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Jembatan Ampera
Tak kalah dengan 'Negeri Paman Sam' yang memiliki Jembatan Missisipi, Indonesia pun memiliki Jembatan Ampera yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ilir dan Seberang Ulu. Jembatan elok sepanjang 1.177 meter dan lebar 22 meter itu pada awalnya dinamai Jembatan Bung Karno. Namun, akibat pergolakan politik pada 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu diubah menjadi Jembatan Ampera (amanat penderitaan rakyat).
Meskipun demikian, masyarakat Palembang lebih suka menyebutnya 'Proyek Musi' untuk jembatan itu. Sebelum menjadi merah seperti sekarang, sebelumnya warna jembatan sudah tiga kali mengalami perubahan sejak didirikan sekitar 1960. Dari atas jembatan, kita bisa menyaksikan keindahan senja menyapu wajah kota saat hari menjelang petang.

Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besakmerupakan bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Dengan posisi menghadap ke Sungai Musi, Benteng Kuto Besak dibuat atas prakarsa Sultan Mamud Badaruddin I yang memerintah pada 1724-1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan penerusnya.
Menurut http://www.visitmusi.com/, waktu yang dipergunakan untuk membangun Kuto Besak itu sekitar 17 tahun. Bangunan itu dibuat dengan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan yang ditambah dengan putih telur sebagai semen perekat bata. Ketika malam tiba, suasana akan terasa lebih eksotis. Cahaya dari deretan lampu-lampu taman menciptakan refleksi warna kuning pada permukaan sungai.

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Museum ini terletak di tepi Sungai Musi dan dikelola Pemerintah Kota Palembang. Di museum itu, terdapat arca-arca kuno peninggalan sejarah. Di antaranya adalah arca Ganesha Amarawati dan arca Buddha serta peninggalan kuno lainnya, termasuk peninggalan era Sriwijaya.