Senin, 02 Juni 2008

Dari Maaf ke Panik Aceh: Sebuah Sketsa Sosiologi-Politik

Dari Maaf ke Panik Aceh: Sebuah Sketsa Sosiologi-Politik. Otto Syamsuddin Ishak.-- Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP), 2008.

Pikiran-pikiran Otto bukan sekedar catatan peristiwa melainkan menjadikan catatan itu sebagai inspirasi baru untuk menata Aceh sekarang dan masa datang. Dalam semangat seperti itu Aceh akan menjadi inspirasi bagi semua orang di luar Aceh dan di dalam Aceh sendiri.
Aceh saat ini adalah inspirasi dalam kancah politik Republik Indonesia. Hal itu telah terwujud sejak era kolonial hingga era global ini. Keberanian dan kegigihan Aceh di masa kolonial telah menjadi inspirasi bagi perjuangan anti kolonial di seantero nusantara. Bahkan RI hasil proklamasi 17 Agustus 1945 berhutang semangat dan material pada Aceh. Pada gilirannya Aceh menjadi tiang penyangga republik muda itu untuk terwujud.
Di era global ini Aceh menghadirkan kembali inspirasi baru. Sebab Aceh telah mempertontonkan sebuah ketekunan dan keyakinandan keyakinan akan pendirian dalam melawan kekuasaan yang tiran dari republik yang ikut ia bidani hadirnya dahulu.
Artikel-artikel yang dihimpun dalam buku ini menunjukkan sikap pribadi dan keorisinalitasan sikap dan pandangan Otto terhadap perkembangan yang terjadi di Aceh dalam kurun 2000 sampai 2005.
Dalam tulisannya, Otto seperti orang membawa senjata trisula yang ketiga ujungnya sama tajamnya. Satu ujung trisula itu mengarah tajam ke arah keindonesiaan yang bangkrut di Aceh yang diwakili oleh para petinggi Indonesia di Jakarta dan di Aceh. Sula keduanya menohok ke hulu hati para petinggi Aceh yang menjadi babu para petinggi Jakarta demi merawat pundi-pundinya sendiri di belantara kekejian yang begitu berbau anyir. Sula ketiganya menghantam siapa saja yang merasa dirinya menjadi intelektual, aktivis mahasiswa, atau LSM baik di Aceh maupun Jakarta, karena Otto dalam tulisannya mengkritik sikap mendua dari para aktivis tersebut.

Tidak ada komentar: